Ditulis oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim. Dengan dorongan dan inspirasi dari Roh Kudus beliau telah menulis lebih dari 220 buku yang berisi Firman Tuhan yang Hidup. Dimana lebih dari 170 buku yang sudah di terbitkan dan sebagian sudah diterjemahkan dalam 16 bahasa.

Anak manusia datang

Seandainya tidak ada gereja-gereja diatas bumi ini, siapakah yang akan menyebarluaskan kabar yang agung itu? Bukankah para pendahulu kita, yang dari dahulu kala sampai pada sekarang ini bekerja dengan setia bahkan sampai mati untuk Injil, yang membuat kita mengenal Injil itu? Orang bisa saja memahami dengan baik kebenaran ayat ini: ”barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:13-15).

Namun, kurang puas sebab tidak mengerti Injil yang sesungguhnya itu maka ada pertanyaan yang belum terjawab. “Apakah Injil itu?” Adalah sebuah fakta yang tidak dapat disangkal, bahwa hanya dengan memberikan penjelasan secara harfiah saja semisal, “itu adalah kabar baik”, dan menginjili atas dasar ini telah menyebabkan para pemercaya(orang percaya) secara umum terbawa kepada iman yang bebal dan penundukan diri yang buta. Adalah juga karena alasan ini sehingga banyak di antara pemercaya mulai menjadi ragu dan kemudian kembali ke dunia lagi. Disamping itu, tidak seorangpun akan menyangkal bahwa karena kekecewaan, mereka menjadikan diri memandang Gereja sebagai suatu kemusykilan, yang tidak menolong kegiatan-kegiatan penginjilan sama sekali.

Siapakah Dia yang kita percaya? Bukankah Ia lebih tinggi daripada malaikat-malaikat, bukankah Ia sudah mengalami segala penderitaan untuk penebusan kita dari dosa-dosa kita, lalu duduk di takhta yang mulia di sebelah kanan?

Kita seharusnya tidak merasa malu terhadap iman kita, melainkan menjadi bangga terhadapnya. Bukankah itu justru alasan sehingga orang tidak menyesal sekalipun harus menyerahkan nyawa untuk Dia?

“Tuhan! Meskipun jika aku memberikan kepada-Mu semua yang aku miliki, aku tidak akan menyesal. Jika Dikau besertaku, bukankah semua yang Dikau miliki adalah juga milikku?” Inilah apa yang saya tetap katakan kepada diri saya agar hati dibesarkan dan menjadi berani dalam iman.

Sebagaimana kita baca di Alkitab, bahwa Anak Manusia datang untuk memberikan hidup dan memberikannya dalam segala kelimpahan, maka bisakah ada jawaban yang lebih cocok dari itu? Saya ingin memberitahukan kepada sesamaku orang-orang kudus yang terkasih tentang keakbaran dari ukuran hidup yang Ia hendak berikan.

Adalah Dia yang saya lihat pertama-tama saat saya bangun tidur di pagi hari. Adalah juga Dia yang saya cari sepanjang hari manakala berbagai halangan atau rintangan menghadang. Dan bukankah Dia pula yang kepada Siapa saya bersyukur atas segala bimbingan sepanjang hari sebelum saya pergi tidur? Saya ingin memperkenalkan Dia melalui buku ini supaya orang lain bisa mengasihi Dia lebih lagi.